Kertasharian.com – MALANG – Menteri Koperasi serta Usaha Kecil Menengah atau Menkop UKM Teten Masduki mengakui pelaku UMKM dalam Indonesia kian berkembang dari waktu ke waktu. Bahkan hingga pada masa kini tercatat ada 64 jt pelaku UMKM yang digunakan berkontribusi untuk perekonomian nasional.
Dimana kata Teten, sebagian besar atau 90% merupakan bidang kreatif dari 17 subsektor, dengan tiga bidang utama yakni kuliner 41%, fashion 18%, juga kriya 16%. Tapi sayang Ia menyoroti, pelaku UMKM ini belum terkoneksi dengan dunia industri.
“Jadi UMKM mandiri, tidaklah terhubung dengan industri, sebab itu dampaknya panjang, tak mampu mengakses teknologi produksi modern, sulit mengakses pembiayaan,” ucap Teten Masduki, pada waktu membuka PLUT SUMMITS 2024, dalam Gedung MCC, Perkotaan Malang, hari terakhir pekan sore (26/4/2024).
Menteri berusia 60 tahun ini membandingkan dengan negara-negara anggota APEC, yang digunakan juga didukung oleh UMKM, tetapi produknya terkoneksi dengan industrialisasi. Makanya di area negara Jepun kemudian Korea Selatan misalnya UMKM bisa saja memenuhi permintaan industri, sehingga memunculkan ekonomi baru.
“UMKM Jepang, Korea juga sama, 98% itu UMKM cuma yang dimaksud beda pada negara Jepang, Korea mereka itu satu terhubung ke industri. Mereka adalah supply chance dari industri, meskipun masih ada yang digunakan perniagaan mandiri,” beber menteri kelahiran Garut ini.
Maka pihaknya menyokong UMKM bertambah ke arah kreatif lalu inovatif, seperti aplikasi, games, fotografi, film, animasi, subtitle, bukanlah lagi perniagaan mandiri, supaya mampu terkoneksi dengan industri. Perkembangan teknologi informasi juga didorong Kementerian Koperasi serta UKM betul-betul dimanfaatkan oleh pelaku UMKM.
“Masifnya perkembangan teknologi informasi UMKM lainnya juga akan menjadi driver, pengembangan atau peningkatan sumbangan UMKM, di ekonomi digital. Saat ini sekitar tambahan dari 22,8 juta, atau 33,6 persen telah bertransformasi digital, dan juga di menjalankan usahanya,” jelasnya.
Selain itu, kata Teten pemanfaatan prospek sumber daya alam Indonesia juga perlu dimaksimalkan di tempat sektor agrikultur dan juga aquakultur atau budidaya perairan. Pelaku UMKM di tempat dua sektor itu bisa jadi masuk ke di rantai lapangan usaha yang terkoneksi.
“Kita harus sudah ada mulai mengembangkan Umkm yang mana menjadi suplai chance dari industri, coba desain kami dari kementerian, kita ingin berbeda, lantaran kekuatan kita, kita juga miliki kekuatan domestik yang tersebut luar biasa, di area agrikultur, kemudian aquakultur,” tukasnya.