JAKARTA – Sejak kemunculannya beberapa tahun lalu, perangkat lunak video live chat Bigo kerap berubah menjadi perhatian rakyat di dalam Nusantara oleh sebab itu sebagian isu kritis terkait konten yang tersebut tidak ada pantas. ‘
Aplikasi ini tercatat beberapa rutin digunakan untuk menayangkan adegan tak senonoh, yang digunakan menciptakan kegelisahan tentang etika digital dalam kalangan pengguna.
Selain itu, ada juga kegelisahan mengenai dampak negatif penyalahgunaan perangkat lunak ini terhadap pengguna dalam bawah umur, teristimewa lantaran Bigo Live miliki rating usia 12+ dalam Google Play Store.
Meskipun ditujukan untuk pengguna berusia 12 tahun ke atas, Bigo Live banyak digunakan sebagai sistem untuk menayangkan konten dewasa.
Salah satu hal yang dimaksud mengkhawatirkan adalah tayangan yang mana menampilkan perempuan dengan pakaian minim kemudian adegan menari erotis dalam depan kamera.
“Negara juga harus berlaku tegas terhadap pornografi untuk hadir di depan melindungi warga negara, khususnya anak-anak. Oleh sebab itu, secepatnya akan kita take down kemudian tentu kita akan koordinasi dengan Kominfo agar tiada tersebar tambahan luas,” tegas Komisi Perlindungan Anak Tanah Air (KPAI) juga mengomentari fenomena tersebut. Wakil Ketua KPAI, Jasra Putra
Putra menambahkan, pemeliharaan anak lalu perempuan di ruang daring membutuhkan kerjasama lintas sektor.
Kominfo harus berlaku cepat menghapus konten pornografi yang merugikan anak. Ia juga menekankan bahwa negara tidak ada boleh kalah dengan bidang pornografi, regulasi yang mana ketat harus diterapkan, satu di antaranya pada sistem Bigo Live.
Menurutnya, Industri boleh berkembang, tapi tak dengan merugikan anak. Ia menambahkan bahwa pengamanan anak di ruang daring adalah prioritas yang mana harus dijalankan dengan tegas oleh pemerintah.
Artikel ini disadur dari Tayangkan Adegan Tak Senonoh, Pengawasan Bigo Live Diminta Diperketat