JAKARTA – McDonald’s telah terjadi mengumumkan bahwa merek akan membeli kembali semua restorannya ke tanah Israel setelahnya transaksi jual beli di wilayah yang dimaksud anjlok akibat boikot. Penjualan restoran cepat saji yang dimaksud terdampak aksi boikot dikarenakan dianggap menggalang Negara Yahudi di konflik Daerah Gaza yang tersebut sedang berlangsung.
Jaringan burger populer ini menggunakan sistem waralaba di mana masing-masing operator diberi lisensi untuk menjalankan gerai serta mempekerjakan staf. Selama tambahan dari 30 tahun, semua restoran McDonald’s pada negeri Israel dijalankan oleh perusahaan Alonyal.
Mengutip Russia Today, Hari Sabtu (6/4/2024), di sebuah pernyataan yang tersebut dirilis pada hari Kamis (4/4), McDonald’s menyatakan pihaknya kekal “berkomitmen terhadap lingkungan ekonomi tanah Israel juga untuk menjamin pengalaman positif bagi karyawan dan juga pelanggan pada bursa yang dimaksud dalam masa depan.”
Perusahaan mengemukakan akan membeli seluruh 225 gerai dari Alonyal serta 5.000 karyawannya, dan juga restoran dan juga operasinya pada Israel, akan dipertahankan dengan persyaratan yang mana setara. Tidak ada persyaratan transaksi jual beli lainnya yang terungkap.
McDonald’s menghadapi kritik luas setelahnya restoran-restorannya ke tanah Israel terekam memberikan ribuan makanan gratis untuk personel militer Israel. Kemarahan yang dimaksud mengakibatkan boikot spontan dari konsumen dalam Timur Tengah dan juga negara mayoritas Muslim lainnya seperti Pakistan, Malaysia, serta Arab Saudi.
Akibatnya, pendapatan perusahaan pada kuartal keempat sangat jauh di dalam bawah ekspektasi pasar. pimpinan McDonald’s Chris Kempczinski mengutarakan perusahaannya menyaksikan “dampak usaha yang dimaksud berarti.”
Merek-merek Barat lainnya, seperti KFC, Starbucks, kemudian Unilever, juga menghadapi reaksi keras menghadapi persepsi mereka terhadap konflik Israel-Palestina serta melaporkan kerugian finansial pada kuartal keempat tahun 2023. Di Pakistan, pengunjuk rasa anti-Israel membakar sebuah restoran KFC minggu lalu.
Boikot terhadap merek-merek besar Barat terjadi pasca negara Israel melancarkan operasi militer pada Kawasan Gaza menyusul serangan militan kelompok Hamas ke bagian selatan negara itu pada Oktober lalu. Selama serangan itu, lebih besar dari 1.200 warga tewas lalu beberapa jumlah sandera disandera.
Kampanye negeri Israel telah lama menyebabkan sedikitnya 33.000 warga Palestina tewas, serta lebih besar dari 75.000 khalayak terluka, menurut Kementerian Kesejahteraan Palestina. Pelapor Dewan Hak Asasi Manusia PBB Francesca Albanese menuduh tanah Israel melakukan genosida di area kantong tersebut.
Artikel ini disadur dari Tak Peduli Boikot, McDonald’s Akan Selamatkan 225 Gerainya di Israel