JAKARTA – Saset merupakan sampah plastik terbanyak yang mencemari lingkungan. Hasil brand audit jaringan rakyat pegiat lingkungan yang digunakan terdiri dari Greenpeace Indonesia, Ecoton, Walhi, Trash Hero Indonesia, juga YPBB, berbagai produsen pencemar saset ke lingkungan.
Plastics Project Leader Greenpeace Indonesi Ibar Akbar mengatakan, hingga pada waktu ini tidak ada ada transparansi lalu komitmen dari produsen-produsen yang disebutkan untuk menurunkan produksi plastik saset. “Jika cara ini terus dijalankan oleh produsen, maka krisis saset tidaklah akan berakhir,” ujar Ibar, Kamis (2/5/2024).
Tanggung jawab produsen menghadapi sampah juga secara khusus tentang saset tercantum pada Peraturan Kementerian Lingkungan Hidup juga Kehutanan (LHK) Nomor 75 Tahun 2019 tentang Peta Jalan Pengurangan Sampah oleh Produsen. Peraturan ini mewajibkan produsen salah satunya manufaktur untuk menimbulkan peta jalan pengurangan sampah dari kemasannya sebesar 30% hingga 2029.
Koordinator Audit Ecoton Alaika Rahmatullah menuturkan tingkat keresahan rakyat terhadap sampah plastik, khususnya kemasan saset ini akan semakin mendalam dengan temuan audit merek saset ini.
“Apalagi di mana nama-nama produsen yang sebanding terus muncul kembali memperlihatkan sebuah paradoks yang dimaksud menggelisahkan. Tidak belaka meninjau jumlahnya, tetapi tentang bagaimana tanggung jawab produsen terhadap dampak lingkungan dari kegiatan industri mereka,” ungkapnya.
Dia berharap temuan audit ini penting untuk dijadikan sebagai evaluasi mempertimbangkan langkah-langkah produsen yang mana lebih tinggi bertanggung jawab ke depannya, terlebih bukan lagi menggunakan kemasan saset.
Koordinator Trash Hero Indonesi Rima Putri Agustina mengungkapkan jaringan volunteer merekan di dalam Indonesi Timur, yaitu Nusa Tenggara Timur (NTT) juga Ambon, juga menemukan saset sebagai penyampah plastik terbesar pada kegiatan yang tersebut merek lakukan.
Dia mengatakan, wilayah Timur Negara Indonesia adalah geografi yang tersebut rentan terhadap pencemaran plastik lantaran terdiri dari berbagai pulau kecil, dengan layanan pengumpulan sampah yang tersebut terbatas di dalam beberapa daerah, teristimewa ke wilayah ibu kota kabupaten.
Menurut dia, perkara Nusantara Timur adalah ilustrasi jelas bahwa persoalan yang digunakan ditimbulkan oleh saset tiada bisa jadi diserahkan untuk pemerintah tempat serta konsumen saja, tapi harus telah berubah menjadi tanggung jawab produsen.
Artikel ini disadur dari Saset Jadi Penyumbang Sampah Plastik Terbesar di Indonesia