Kegelisahan Bahrain menolak bermain ke DKI Jakarta menghadapi Timnas Indonesi mengingatkan insiden bersejarah pada waktu Skuad Garuda dicoret FIFA dari Kualifikasi Piala Global 1958. Pertanyaannya akankah Muharabi Dilmun akan mendapatkan perlakukan yang sama?
Laga Timnas Negara Indonesia vs Bahrain dijadwalkan berlangsung di dalam Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, 25 Maret 2025. Belum juga digelar, Federasi Sepak Bola Bahrain (BFA) memohon agar pertandingan yang disebutkan dijalankan dalam tempat netral.
Permohohon BFA agar laga itu dipindah ke tempat netral dengan alasan keamanan yang dimaksud dikhawatirkan setelahnya mendapatkan teror dalam media sosial dari suporter Indonesia. Teror itu pasca Bahrain juga Timnas Indonesi bermain imhang 2-2 pada laga ketiga fase Grup C putaran ketiga Kualifikasi Piala Bumi 2026 zona Asia.
AFC berencana mengkaji perihal hambatan ini lebih besar lanjut dengan FIFA, BFA, juga PSSI untuk menciptakan lingkungan yang digunakan aman juga terjamin bagi semua pemangku kepentingan yang tersebut terlibat pada pertandingan. Sebenarnya respons yang tersebut diberikan AFC terlalu berlebihan.
AFC seharusnya tak harus mengeksplorasi permasalahan seperti ini. Garansi keselamatan juga keamanan pemain, pelatih, serta staff sudah ada bermetamorfosis menjadi tanggung jawab tuan rumah. Apabila Bahrain masih menolak berjuang ke Jakarta, Muharabi Dilmun bisa jadi mendapat kerugian yang tersebut besar seperti yang digunakan dialami Timnas Negara Indonesia 67 tahun silam.
Pada 1957, FIFA mencoret Timnas Indonesi dari Kualifikasi Piala Global 1958. Hal ini merupakan konsekuensi dari penolakan Skuad Garuda untuk berkompetisi berperang melawan Israel.
Alasan penolakan ini didasari oleh situasi urusan politik pada waktu itu. Indonesia miliki sikap yang tegas terhadap penjajahan negeri Israel melawan Palestina.
Kejadian ini berubah jadi insiden bersejarah yang digunakan penting pada sepak bola Indonesia, sekaligus menunjukkan konsistensi Negara Indonesia di mengupayakan perjuangan Palestina. Sekadar informasi, Timnas Indonesia berada satu grup dengan Israel, Sudan, serta Mesir.
Saat itu, pemerintah Nusantara menolak diperkenalkan Israel. PSSI juga tak mau bermain di Tel Aviv. PSSI lantas melobi FIFA untuk menyelesaikan permasalahan ini dengan memberikan solusi bermain pada tempat netral (kandang juga tandang).
Setelah tak ada titik temu, Komite eksekutif FIFA akhirnya mencoret Negara Indonesia dari kualifikasi Piala Bumi 1958. Indonesia dianggap mengundurkan diri, lantaran tak menyelenggarakan laga kontra negara Israel dengan alasan politik.
Tapi bagaimana dengan kondisi pada waktu ini. Akankah FIFA mempertimbangkan untuk mencoret Bahrain dari Kualifikasi Piala Planet 2026 zona Asia?
Artikel ini disadur dari Polemik Bahrain Tolak Bertanding di Jakarta: FIFA Diuji, Sejarah Timnas Indonesia Terulang?