Kertasharian.com – JAKARTA – Penyitaan aset-aset Rusia yang tersebut dibekukan oleh Amerika Serikat (AS) dipastikan tak mengganggu stabilitas keuangan keuangan negara tersebut. Hal itu ditegaskan Gubernur Bank Sentral Rusia Elvira Nabiullina akhir pekan lalu.
Seperti diketahui, Negeri Paman Sam lalu sekutunya telah terjadi memblokir sekitar USD300 miliar atau sekitar Rp4.800 triliun (kurs Rp16.000 per USD) aset bank sentral Rusia sebagai bagian dari sanksi terkait Ukraina, yang mana sebagian besar ditahan pada Uni Eropa (UE).
Pada hari Rabu (24/4), Presiden Negeri Paman Sam Joe Biden mengesahkan undang-undang yang tersebut memungkinkan Gedung Putih menyita sekitar USD6 miliar aset negara Rusia yang tersebut disimpan pada bank-bank AS.
“Adapun kemungkinan penyitaan emas dan juga cadangan devisa kami, tidaklah akan berdampak pada stabilitas keuangan, dikarenakan kami telah lama menghentikan operasi dengan mereka, kami tak menggunakannya,” kata Nabiullina di konferensi pers, seperti diambil Russia Today.
Bank Rusia telah terjadi mendiversifikasi cadangan devisanya selama beberapa tahun, lalu pada waktu ini menjalankan operasi dengan cadangan yang dimaksud bukan terpengaruh oleh sanksi, tambahnya.
“Ini akan membantu memitigasi risiko stabilitas keuangan apabila muncul, namun ketika ini ancaman seperti itu belum ada,” tegasnya.
Gedung Putih telah terjadi lama bersikeras menyita dana yang dimaksud untuk membantu negeri Ukraina pada upaya pertempuran melawan Rusia. Sementara itu, anggota parlemen UE, dan juga kepala keuangan G7, telah terjadi menyampaikan keprihatinan mendalam melawan konsekuensi hukum dari setiap penyitaan aset.
Negara-negara UE, yang mana memegang sebagian besar dana beku Rusia, khawatir bahwa pengambilalihan dana yang dimaksud akan memicu arus meninggalkan pembangunan ekonomi serta mengganggu stabilitas euro.
Nabiullina sebelumnya memberi peringatan bahwa penyitaan keuntungan dari dana Rusia yang mana dibekukan, dan juga penyitaan dana itu sendiri, akan menurunkan daya tarik euro lalu dolar sebagai mata uang cadangan dalam bursa internasional.
Moskow sudah berulang kali menyatakan penyitaan aset-asetnya merupakan pencurian. Setelah DPR Amerika Serikat menyetujui rancangan undang-undang yang mengizinkan penyitaan uang Rusia, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov memberi peringatan bahwa Kota Moskow akan segera membalas tindakan tersebut.
Sementara, Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Ryabkov mengungkapkan Wilayah Moskow dapat menurunkan hubungan diplomatik dengan Washington apabila aset-aset yang disebutkan disita.