JAKARTA – Influencer jika Singapura menjadi tersebar luas ke media sosial usai mengolah ASI berubah menjadi bubuk. Pemilik akun TikTok @natasha.surya membagikan pengalamannya sewaktu membubukan ASI.
Natasha menceritakan bahwa beliau tak melakukan serangkaian pembubukan ASI sendiri, melainkan melalui bantuan sebuah perusahaan yang mana khusus melakukan aksi pada pembubukan ASI.
Banyak yang digunakan menyoroti proses pembubukan ASI tersebut. Hal ini tentunya menjadi perdebatan dalam masyarakat.
Menanggapi tren yang mengalami perkembangan dalam sosial media tentang metode pembekuan ASI serta mengubahnya berubah menjadi bubuk (freeze-dryed), Satuan Tugas (Satgas) ASI IDAI menyampaikan instruksi tentang tujuan, kesesuaian faedah lalu risiko penggunaannya untuk bayi.
Pembekuan ASI disebut juga metode freeze drying atau pengeringan beku ASI berubah jadi bentuk bubuk (dikenal juga sebagai teknik lyophilization) dilaksanakan dengan tujuan menunda umur simpan ASI. Dari semula enam bulan ke di freezer bermetamorfosis menjadi tiga tahun, dengan alasan penghematan ruang penyimpanan ASI, kenyamanan untuk ibu yang dimaksud rutin bepergian serta ingin terus memberikan ASI ke luar masa cuti melahirkan.
Proses ini meliputi pembekuan ASI pada suhu ekstrim -50 C selama 3 s/d 5 jam, kemudian mengubah ASI beku menjadi susu bubuk menggunakan teknik sublimasi, yaitu transisi ekstraksi air selama 2 hari dengan segera dari bentuk padat (es) ke gas (uap air) tanpa fase cair. Umumnya, 1 liter ASI akan menghasilkan kembali sekitar 140 gram susu bubuk.
Pembekuan ASI yang lazim dikerjakan pada praktik rumahan, sudah diteliti dapat menyebabkan kumpulan pembaharuan fisik pada komponen utama ASI seperti mulainya membran gumpalan lemak serta inovasi misel kasein, penurunan komposisi faktor bioaktif protein seiring lamanya penyimpanan beku.
Ketua Satgas ASI IDAI, DR Dr Naomi Esthernita Fauzia Dewanto, Sp.A(K), menjelaskan dampak pengeringan beku pada komponen penting ASI ketika ini masih belum diketahui. Proses ini dinyatakan dapat mempertahankan bangunan molekul susu, namun mengingat pemanfaatan suhu tinggi ketika tahapan pengeringan untuk menghilangkan isi air, freeze-drying memiliki dampak pada rasa lalu kualitas ASI.
“Tanpa bukti penelitian yang tersebut memadai, hingga ketika ini belum jelas apakah freeze dryed ASI memiliki rasio protein, lemak, karbohidrat yang digunakan tepat sebagai sumber nutrisi penting yang dimaksud dibutuhkan bayi, berikut zat terlibat untuk kekebalan tubuh serta meningkat kembang bayi,” kata Dr Naomi.
Artikel ini disadur dari Metode Olah ASI Jadi Bubuk Viral di Medsos, Baik atau Buruk untuk Anak?