JAKARTA – Dokter merupakan salah satu profesi yang dimaksud memiliki peran penting di menjaga kesegaran serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Bahkan banyak anak muda yang dimaksud bercita-cita menjadi dokter.
Namun, perjalanan untuk berubah jadi seseorang dokter tidaklah mudah, terlebih apabila telah melanjutkan sekolah untuk menjadi dokter spesialis. Tak jarang para calon dokter spesialis ini mengalami permasalahan mental terdiri dari depresi.
Berdasarkan data dari Kemenkes, disitir dari akun X @txtdarijasputih, Selasa (16/4/2024), para calon dokter spesialis yang tersebut sedang di Inisiatif Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) dalam Rumah Sakit Vertikal (RSV) atau rumah sakit yang dimaksud berada ke bawah pengelolaan pemerintah pusat mengalami gejala depresi ringan hingga sedang.
Kemenkes melaporkan, ada sebanyak-banyaknya 2.714 PPDS RSV yang tersebut mengalami gejala depresi ringan hingga berat.
Terdapat 1.977 calon dokter spesialis yang digunakan mengalami gejala depresi ringan dengan nilai tes 5-9. Kemudian, banyaknya 486 calon dokter spesialis mengalami gejala depresi sedang, dengan total nilai tes 10-14. Sedangkan untuk calon dokter spesialis yang dimaksud mengalami depresi sedang hingga berat tercatat ada 178 pemukim dengan hasil tes depresi 15-19.
Untuk gejala depresi berat dengan total nilai tes 10-27, tercatat ada sejumlah 75 calon dokter spesialis.
Dari total 2.714 PPDS RSV, tercatat ada 614 calon dokter spesialis yang tersebut mengalami gejala depresi berasal dari RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) DKI Jakarta serta 350 calon dokter spesialis dari RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.
Lalu dihadiri oleh dengan 326 calon dokter spesialis dari RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, 284 calon dokter spesialis yang mana berasal dari RSUP Prof. Dr. I.G.N.G Ngoerah Denpasar, dan juga 240 calon dokter spesialis dari RS Wahidin Sudirohusodo Makassar.
Menurut laporan tersebut, gejala depresi paling banyak dialami oleh dokter studi spesialis Pengetahuan Aspek Kesehatan Anak yang tercatat ada 381 orang. Kemudian disertai oleh spesialis Penyakit Dalam sejumlah 350 orang, kemudian spesialis Anestesiologi dengan total 248 orang.
Adapun calon dokter yang mana sedang mengikuti lembaga pendidikan spesialis Neurologi yang dimaksud mengalami gejala depresi sejumlah 164 orang, juga spesialis Obgyn ada 153 orang.
Hal ini tentu harus berubah menjadi perhatian khusus pemerintah maupun instansi lembaga pendidikan terkait untuk mengelakkan adanya peningkatan kasus. Terlebih ketika ini wilayah pelosok ke Tanah Air masih berbagai yang mana membutuhkan dokter spesialis untuk meningkatkan kesehatan masyarakat.
Artikel ini disadur dari Kemenkes: 2 Ribuan Calon Dokter Spesialis di Indonesia Alami Gejala Depresi