JAKARTA – Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM) Sigit Riyanto mengutarakan konflik Palestina kemudian tanah Israel rumit, berkepanjangan, juga tanpa akhir. Apalagi, hingga ketika ini konflik ini terus terbentuk kemudian telah menyebabkan ribuan individu yang terjebak meninggal dunia.
“Kita mengawasi ke di konflik antara Palestina serta Israel, saya mengutarakan never ending atau bukan akan pernah selesai. Hal ini yang tersebut dikatakan konflik yang dimaksud rumit kemudian tanpa akhir kemudian berkepanjangan,” kata Sigit ketika diskusi “Menerka Masa Depan Palestina” secara virtual, Rabu (8/5/2024).
Sigit pun memaparkan bahwa ada krisis kemanusiaan ke konflik Palestina kemudian Israel. Sehingga, hal inilah yang dimaksud menyebabkan konflik di dalam Daerah Gaza dilematik. “Ada krisis kemanusiaan ke sana, semua dilanggar disana. Seringkali dinamika konflik di Wilayah Gaza dilematik.”
Bahkan, kesepakatan silih berganti sudah dituangkan baik legal khususnya melalui Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dengan konvensinya pada 1947 tentang two state solution atau solusi dua negara pun bukan berhasil berubah menjadi peredam konflik antara Palestina serta Israel.
“Kesepatakan silih berganti, yang tersebut tertuang pada dokumen legal maupun politik. Ini adalah menandai kerumitan situasi juga beragam komponen yang tersebut diperhitungkan di melakukan analisis serta solusi bagi bangsa lalu negara Palestina,” kata Sigit.
“Ini konflik yang mana rumit kemudian berkepanjangan dikatakan dari waktu ke waktu bukan selesai. Kalau kita lihat kerangka waktu bahwa kita harus memulai dari hasil PBB 1947 tentang two state solution, ini pengingkaran terhadap negara Inggris yang digunakan semestinya adalah memberikan bangsa untuk palestina untuk menentukan nasib sendiri,” tambahnya.
Sigit mengemukakan fakta yang mana memprihatinkan yakni saat belajar Perang Global II yang mana sanggup sekadar terbentuk apabila konflik Palestina lalu negara Israel terus dibiarkan. Apalagi, upaya perdamaian yang terus diupayakan kerap gagal serta tiada menghasilkan.
“Seringkali dikatakan sudah ada berkali-kali mencoba mewujudkan perdamaian kemudian paling bukan sampai hari ini belum berakhir. Fakta yang tersebut memprihatinkan juga sangat mengkhawatirkan ketika kita belajar dari Perang Global ke-2 ataupun kekerasan yang tersebut terjadi di dalam wilayah lain,” pungkasnya.
Artikel ini disadur dari Guru Besar UGM: Konflik Palestina-Israel Rumit dan Tanpa Akhir