FRANKFURT – Delegasi Kepala BP2MI bertemu GIZ (Deutschen Gesellschaft fur Internationale Zusammenarbeit) lalu BA (Bundesagentur fur Arbeit) di kantor GIZ, Frankfurt, Jerman, Kamis (2/5/2024).
GIZ adalah perusahaan internasional milik pemerintahan Jerman yang beroperasi di dalam beraneka bidang yang mana tersebar lebih lanjut dari 130 negara. Sedangkan, BA adalah Badan Ketenagakerjaan Jerman.
Sejak tahun 2021 BP2MI telah dilakukan bekerja identik dengan kedua lembaga ini lewat Rencana Triple Win/Penempatan Pekerja Migran Indonesia skema Government to Government (G to G).
Pada pertarungan yang dimaksud Kepala Departemen Operasional Siegfried Leffler kemudian Kepala Divisi Servis Internasional Thorsten Rolfsmaier mengapresiasi BP2MI melawan keberhasilah Inisiatif Triple Win di Indonesi melalui BP2MI.
“Isu pekerja migran terus-menerus dibahas pada Jerman ketika ini dikarenakan Jerman sedang mengalami kekurangan tenaga kerja. Bahkan hal ini turut dibahas pada penghadapan Komisi Ketenagakerjaan Eropa di dalam Brussels, Belgia, pada bulan lalu,” ujar Thorsten Rolfsmaier.
Fokus Komisi Ketenagakerjaan Eropa pada waktu ini kesulitan kompetensi, bahkan mereka menyampaikan tahun ini sebagai ‘tahun kompetensi’. Jerman di dalam masa mendatang juga akan fokus pada peningkatan kompetensi bagi pekerja asing yang dimaksud bekerja pada Jerman.
Pertemuan ini sangat penting oleh sebab itu Kepala BP2MI menyampaikan isu-isu yang digunakan berubah menjadi catatan BP2MI selama inisiatif Triple Win berjalan pada antaranya terkait perluasan sektor penempatan PMI pada Jerman, khususnya sektor hospitality.
“Yang ketika ini sedang pada pembahasan dengan BP2MI, kesulitan modul ujian, usulan kerja sebanding pelatihan, permasalahan uang saku dan juga lainnya. BP2MI ingin perluasan sektor penempatan berubah jadi fokus BP2MI juga GIZ/BA pada waktu ini agar penempatan PMI ke Jerman pada sektor lain segera direalisasikan pada waktu dekat,” ungkapnya.
Saat ini perawat berlisensi Tanah Air melalui BP2MI memperoleh pelatihan bahasa serta teknis untuk bekerja di Jerman serta menerima dukungan saat mereka berintegrasi.
Sesampainya di Jerman mereka itu memulai rute persamaan (pengakuan kesetaraan profesi) sehingga mereka mempunyai kompetensi identik dengan pendatang Jerman juga seluruh biaya mulai dari pelatihan hingga keberangkatan ditanggung pemberi kerja.
Artikel ini disadur dari BP2MI Temui GIZ dan BA, Buka Peluang Sektor Hospitality di Jerman