JAKARTA – Tanah Air berubah menjadi tuan rumah program internasional 10th World Water Wadah (WWF) yang digunakan diselenggarakan di Nusa Dua, Bali, 19-22 Mei 2024. Salah satu jadwal penting penghadapan parlemen dari 49 negara pada forum yang disebutkan adalah mengkaji isu krisis air dunia.
DPR RI sebagai lembaga parlemen Nusantara pun turut menyoroti isu krisis air yang digunakan seolah bermetamorfosis menjadi bom waktu yang digunakan dihadapi setiap negara ketika ini.
Anggota Delegasi Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR Hasnuryadi Sulaiman mengatakan, forum ini jadi momen berharga parlemen di dalam bola bertukar pikiran mengenai isu air bersih.
“Tentunya ini menjadi momen yang digunakan berharga bagi para perwakilan parlemen planet dari 49 negara untuk berbagi wawasan seputar penanggulangan krisis air di dalam dunia,” kata Hasnuryadi di dalam Nusa Dua, Selasa (21/5/2024).
Dia menjelaskan, sikap DPR yang disampaikan Ketua DPR Puan Maharani juga sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) yang digunakan dicanangkan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).
PBB memang sebenarnya mencanangkan acara SDGs 6, dalam mana tujuan penyelenggaraan ini untuk menjamin ketersediaan dan juga pengelolaan air bersih yang tersebut berkelanjutan untuk semua.
“Komitmen kemudian langkah konkret parlemen membantu penyediaan air bersih bagi rakyat yang kita wakili tentunya sejalan dengan tujuan pembangunan yang mana berubah jadi sasaran SDGs 6 dari PBB untuk menjamin ketersediaan juga pengelolaan air bersih yang tersebut berkelanjutan untuk semua,” jelasnya.
Hasnuryadi juga memandang selain hambatan kesehatan, krisis air bumi juga berkemungkinan memicu guncangan ekonomi, stabilitas politik, hingga konflik global.
Artikel ini disadur dari Anggota BKSAP Hasnuryadi: KTT ke-10 WWF Momen Pencegahan Krisis Air di Dunia