6 Tips Pengereman Motor yang mana Benar untuk Keselamatan Berkendara

JAKARTA – Angka kecelakaan sepeda gowes motor masih sangat lebih tinggi dalam Indonesia. Hal ini disebabkan pengguna kendaraan roda dua belum mempraktikkan teknik berkendara yang benar, khususnya ketika dihadapkan dengan situasi berbahaya.

Salah satu teknik yang tersebut harus dikuasai pengendara sepeda gowes motor adalah pengereman, teristimewa pada waktu status darurat. Hal ini dapat menghindari terjadinya kecelakaan atau mengempiskan dampai dari insiden yang digunakan tiada terduga.

Hariadi selaku Asst. to Service Dept. Head PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) mengemukakan di berkendara, teknik pengereman penting untuk dikuasai di berkendara. Tapi, pemilik sepeda gowes motor juga wajib untuk setiap saat memeriksakan kendaraannya pada bengkel resmi.

“Kecelakaan akibat perilaku pengendara yang tersebut kurang berhati-hati mampu berjalan kapan belaka kemudian tak terprediksi. Pengetahuan juga penguasaan teknik pengereman bisa saja membantu mencegah pengemudi dari situasi fatal ke perjalanan,” kata Hariadi di informasi
tertulis.

Temuan dari Korps Lalu Lintas Kepolisian (Korlantas) menunjukkan bahwa berjumlah 76% perkara kecelakaan pada Nusantara melibatkan kendaraan beroda dua motor. Untuk mengempiskan risiko kecelakaan, Suzuki memberikan beberapa tips praktis untuk pengereman yang aman :

1. Tempat motor terus lurus

Saat dihadapkan dengan situasi tiada terduga serta memerlukan pengereman, jaga arah roda motor terus berada pada keadaan lurus agar keseimbangan terus terjaga kemudian memverifikasi traksi maksimal pada ban motor pada waktu melakukan pengereman.

2. Jangan panik

Ketika dihadapkan dengan situasi darurat, ingat bahwa pengereman harus dilaksanakan secara bertahap. Misalnya, mengejutkan tuas rem depan disusul dengan tuas rem belakang dengan bertahap serta interval yang mana konstan. Hal ini dilaksanakan agar kecepatan motor turun secara bertahap tanpa mengunci roda atau mencegah kampas rem berubah menjadi panas.

3. Ketahui interval waktu

Menjaga jarak antar kendaraan sangat krusial untuk memberi waktu pengambilan langkah pengereman yang mana baik. Pada umumnya jarak pandang mata normal seseorang sejauh 30 meter. Jarak ini merupakan situasi ideal untuk dapat membaca, memprediksi, serta mengambil langkah ketika berkendara.

4. Sadar kondisi sekitar

Menurut TMC Polda Metro Jaya, semakin rendah kecepatan berkendara maka semakin kecil pula jarak yang harus diterapkan, begitu pula sebaliknya. Misalnya untuk kecepatan 30km/jam maka jarak aman adalah 30 meter, sedangkan untuk kecepatan 80km/jam maka jarak aman adalah 80 meter.

Untuk mengetahui jarak yang mana sebaiknya diterapkan, pengendara dapat memperhatikan bilangan kecepatan sepeda gowes motor seperti yang digunakan ada pada speedometer digital Nex Crossover.

5. Kondisi tubuh prima

Kegagalan respons terhadap bahaya sehingga mengakibatkan kecelakaan biasanya disebabkan oleh status pengendara yang digunakan kelelahan. Hindari pula berkendara pada larut waktu malam atau ke luar jam beraktivitas, lalu tidaklah sedang mengonsumsi bubuk-bubuk yang memiliki efek samping pada tubuh.

Apabila pengendara merasa kurang bugar atau mengantuk, disarankan untuk beristirahat sejenak juga tiada melanjutkan perjalanan hingga keadaan badan kembali pulih kemudian segar.

6. Pemeriksaan ringan

Di awal berkendara lakukan tes pengereman depan lalu belakang untuk meyakinkan setiap rem dapat menghentikan motor dengan baik ketika melaju. Selain itu, melakukan pemeriksaan tekanan dan juga tapak ban juga baik untuk dilakukan.

Pemilik motor juga dianjurkan untuk melakukan service berkala motornya ke bengkel resmi yang digunakan dapat menjamin kualitas alat, teknisi, juga orisinalitas partsyangdigunakan.

Artikel ini disadur dari 6 Tips Pengereman Motor yang Benar untuk Keselamatan Berkendara